BERITA ETAM, SANGATTA – Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) adalah desa yang mengintegrasikan perspektif gender dan hak anak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk pemerintahan pembangunan dan pembinaan masyarakat. DRPPA sendiri bertujuan untuk mewujudkan desa yang inklusif, berkeadilan gender dan melindungi hak-hak anak. Program ini diinisiasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) dan telah diimplentasikan di berbagai daerah.
Kabupaten Kutai Timur menjadi salah kabupaten yang turut melaksanakan program DRPPA tersebut, contoh di wilayah RT 23, Dusun Pinang Raya, Desa Sangatta Utara, Kecamatan Sangatta Utara. RT 23 ini yang di Ketuai oleh Asrofi Anam, patut menjadi ditiru oleh RT lainnya, sebab telah melaksanakan berbagai program kegiatan yang meibatkan perempuan dan anak.
Bahkan pada Lombah Kampung Beragam tingkat Kabupaten yang dilaksanakan tahun 2024 lalu menjadi pemenang. Sehingga, RT 23 pun, menjadi salah satu RT yang dikunjungi Menteri PPPA RI Arifatul Choiri Fauzi saat berkunjung ke Kabupten yang memiliki moto Tuah Bumi Untung Banua ini, pada tanggal 13 Mei 2025 lalu.
Dan belum lama ini, Ketua RT 23 Asrofi Anam dan Kepala Dusun Pinang Raya VI Wahyu Priyanti diundang dalam acara Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak se Kalimantan Timur, yang digelar di Ruang Meranti, Kantor Sekretariat Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kawasan Pemerintahan Bukit Pelangi, Sangatta pada Senin (26/5/2025).

Kepala Dusun Pinang Raya VI, Wahyu Priyanti ditemui sela-sela kegiatan itu menjelaskan, berbagai program kegiatan telah dilakukan yang banyak melibatkan atau memberdayakan perempuan dan anak. Mulai membudidayakan ikan, ayam kegiatan UMKM yang melibatkan ibu – ibu yang tidak berkerja serta kegiatan-kegiatan positif lainnya.
“Kepada anak-anak dikenalkan home industri, yakni kelinci yang dibudidayakan, yang diolah menjadi basreng, abon, kripik dan naget. Yang bahannya dari kelinci. Selain itu, juga ada tanaman bunga telang dan bunga rosela, yang warganya rata-rata ditanam oleh warga setempat. Kemudian diolah menjadi minuman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan,” terang Wahyu Priyanti, yang membawahi tujuh RT di dusunnya itu.
Selain itu, lanjut Wahyu Priyanti juga diadakan pelatihandariDPPPA Kutim yakni membuat lampu tidur, yag oleh warga dilatih kembali. Sehingga pada saat ada event-event dijual dan menghasilkan uang.
“Jadi semua ibu-ibu di RT 23 itu hasil dari budidaya kelinci, barang bekas semuanya jadi barang bernilai yang dijual tinggi. Termasuk juga ada UMKM yang menjual makanan baik kue maupun nassi dari jam 6 pagi hingga jam 10 menjua di sekitar sekolah setiap hari Senin – Jum’at. Jadi itu semua dari ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja diberdayakan,” tuturnya.
Disamping itu ibu – ibu juga membudidaya madu kelulut dan anak-anak juga diajak untuk diberikan edukasi terkait manfaat madu kelulut tersebut.
“Juga ada perkumpulan Ikatan Karate yang diikuti anak-anak setempat dan pernah ikut ke lomba tingkat provinsi mewakili Kutim dan berhasil menang,” ujarnya.
Selain itu, jda kegiatan positif lainnya yang melibatkan anak-anak melalui paguyuban yang dilatih menari reog dan lain sebagainya. Dan pada event 17 Agustus’an kreatifitas tersebut dikeluarkan, baik anak-anak juga termasuk ibu-ibunya.
“Saya berharap dengan adanya DPPPA Kutim, bisa membantu kami untuk memajukan perempuan dan anak agar lebih maju lagi. Dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di RT 23 ini diharapkan bisa jadi contoh bagi RT – RT lainnya,” tutupnya.