Sangatta – Beberapa wartawan tersenyum lega tampak ada yang menepuk bahu rekannya, ada pula yang diam sambil tersenyum tipis menahan haru. Setelah dua hari penuh ujian melelahkan, 28 wartawan Kutai Timur akhirnya resmi dinyatakan kompeten dalam Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar Aliansi Jurnalis Kutai Timur (AJKT) bekerja sama dengan Solopos.
Hal tersebut terlihat saat salah satu tim penguji mengungumkan bahwa para peserta yang mengikuti uji kompetensi wartawan ini semuanya kompeten, baik dari jenjang Muda, Madya maupun Utama di Teras Belad Sangatta, kamis (21/8/2025)
Bagi mereka, UKW bukan sekadar rangkaian tes. Ada 11 mata uji yang harus dituntaskan, mulai dari memahami dan melaksanakan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), merencanakan pemberitaan terkait Platform Digital, merancang isi kanal, membangun jejaring, merencanakan (ToR) Liputan Investigasi, menulis berita Feature bagi jenjang Madya dan menulis tajuk bagi jenjang Utama, rapat evaluasi hasil liputan dan materi lainnya.
Salah seorang peserta, Maulana mengaku sempat ragu apakah dirinya bisa lolos. Malam-malam sebelum ujian, ia habiskan dengan mempelajari kembali kode etik dan cara menulis berita yang benar.
“Begitu diumumkan kompeten, semua lelah langsung hilang,” katanya Sumringah.
Di acara penutupan, suasana semakin khidmat. Perwakilan Solopos, Anton Wahyu, menegaskan bahwa wartawan kompeten adalah aset daerah. Pesan itu seperti bahan bakar baru bagi para peserta, seakan mengingatkan bahwa hasil yang mereka genggam bukanlah akhir, melainkan awal tanggung jawab yang lebih besar.
Ketua AJKT Kutim, Raymond Chaoda, bahkan sempat terlihat berkaca-kaca saat menyampaikan sambutannya. Ia mengenang perjalanan panjang hingga UKW bisa terlaksana, termasuk upaya ke Yogyakarta untuk memastikan kerja sama dengan Solopos.
“Alhamdulillah, kita lega. Ini bukan hanya tentang ujian, tetapi tentang marwah profesi kita,” ujarnya penuh haru.
Puncaknya, Kepala Dinas Kominfo Staper Kutim Ronny Bonar H. Siburian menutup UKW dengan pesan menohok. “Kompetensi bukanlah garis akhir, melainkan perjalanan panjang untuk terus belajar, mengasah keterampilan, dan memperkuat integritas,” katanya dihadapan semua yang hadir ditempat itu..
Di akhir acara, wajah-wajah lelah itu berubah menjadi cahaya optimisme. Predikat kompeten yang mereka bawa pulang bukan hanya bukti kelulusan, melainkan simbol perjuangan. Dari ruang ujian yang menegangkan hingga penutupan yang hangat, UKW AJKT 2025 akan selalu diingat sebagai hari ketika wartawan Kutim mengukuhkan diri untuk lebih beretika, tangguh, dan mencerahkan publik. (BE02)