Berita  

Plt Kabid PAUD PNF Disdikbud Kutim Heri Bantah Alasan Biaya sebagai Penyebab Anak Tidak Bersekolah

BERITA ETAM, SANGATTA – Sebuah “kegelisahan” akan besarnya jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menjadi pemantik digelarnya Bimbingan Teknis (Bimtek) optimalisasi data untuk penanganan ATS melalui pemberdayaan operator Dapodik. Dengan membenahi akar persoalan, yaitu validasi dan verifikasi data, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim bertekad mengembalikan ribuan anak ke bangku pendidikan.

Kegelisahan itu diungkapkan oleh Plt. Kabid PAUD PNF Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Timur, Heri Purwanto, saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Optimalisasi Data Pendidikan untuk Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS), Rabu (8/10/2025). Kekhawatirannya bermula dari data yang menunjukkan Kutim memiliki sekitar 13.000 anak yang masuk dalam kategori ATS.

“Alhamdulillah sekarang angkanya sudah menurun dan sudah mengalami perbaikan data menjadi 9.644,” ujar Heri di hadapan 34 peserta yang terdiri dari pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan perangkat daerah terkait.

Meski demikian, Heri menekankan pekerjaan rumah ini belum selesai. Langkah penanganan ATS tidak boleh berhenti pada angka statistik semata. Ia menjelaskan, data ATS yang teridentifikasi harus diverifikasi dan validasi (verval) langsung di lapangan. Proses verval ini juga harus dicocokkan dengan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) untuk memastikan keakuratannya.

“Setelah verval belum cukup, harus kembali mencarikan solusi untuk anak ATS,” tegas Heri.

Dalam konteks inilah, peran pendidikan nonformal dinilai sangat penting. Solusi bagi ATS akan diarahkan untuk mengikuti program kesetaraan seperti Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA). Heri juga membantah alasan klasik tentang biaya sebagai penyebab anak tidak bersekolah.

“Di Kutim, anak sekolah semua dibiayai hingga pakaian dan hal-hal lainnya. Dana dari BOS dan BOSDA. Jadi tak ada alasan anak tidak sekolah karena tidak ada biaya,” jelasnya tegas.

Untuk memastikan langkah strategis ini berjalan optimal, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutim menggandeng narasumber dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI. Bimtek yang berlangsung selama dua hari, hingga Jumat (10/10/2025), difokuskan pada pemberdayaan operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Mereka dilatih untuk mengelola dan memutakhirkan data pendidikan, yang menjadi tulang punggung dalam memetakan dan mengambil kebijakan tepat sasaran bagi penanganan ATS.

Terakhir , Heri Purwanto berpesan kepada seluruh peserta untuk serius menyimak materi. Ilmu yang didapat selama bimtek diharapkan dapat diterapkan dengan baik demi kemajuan dan pemerataan pendidikan di tuah bumi untung benua ini. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *