Samarinda – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda pernah panggil pihak pemerintah kota (pemkot) dan Peertamina untuk membahas terkait banyaknya jumlah pertamini.
Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah mengaku sudah meminta agar pertamini cukup pada angka 1.900 an, dan tidak boleh lagi ada penambahan lagi.
“Selesai sampai di 1.900an kalau tidak salah,cut sampai disitu ya, tidak boleh lagi sampai 2.000. Selesaikan sebenarnya, tapi pada faktanya, itu terus berkembang,” ungkap Laila.
Perkembangan tersebut terus melesat, artinya tidak ada itikad baik dari Pertamina untuk mencut ini. Tapi semakin hari, justru tidak ada respon dari Pertamina.
“Kita juga kan kalau teriak-teriak sendiri tidak ada dibantu juga repot. Akhirnya, kita lepas dari situ, dan tidak lagi terkosentrasi disitu,” urainya.
Namun, lepasnya fokus terhadap pertamini ternyata timbullah dampak, berupa kebakaran yang belakangan terjadi di Kota Samarinda.
“Sampai beberapa kali terjadi kebakaran, karena kan yang kita khawatir adalah safety nya, tidak safety. Karena mendirikan pertamini yang beredar ini ada yang resmi dari Pertamina sebetulnya,” imbuhnya
Pertamini yang dimaksudkan adalah Pertashop yang merupakan produk resmi yang diluncurkan langsung oleh Pertamina.
“Itu juga sudah ditawarkan oleh Pertamina. Tapikan ada syarat, mulai dari jauh jaraknya dari permukiman, luasnya juga seberapa. Tetapi memang tidak seluas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU),” pungkasnya. (adv/be-s/ fpto : ist)