Berita  

Sobiri Bagus Terkesan Sistem Pengelolaan Sampah di Balikpapan, Harap Bisa Diterapkan di Kutim

BERITA ETAM, SANGATTA – Belum lama ini, Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melakukankan   studi banding ke Kota Balikpapan untuk mempelajari sistem pengelolaan persampahan yang telah diterapkan di kota tersebut.  Studi banding oleh Wakil Ketua Komisi C DPRD Kutai Timur Jimmy dan Sekretaris Komisi C  Sobirin Bagus.

Sepulang dari Studi Banding itu, Sobirin mengaku terkesan terkait dengan sistem yang diterapkan di Kota Balikpapan dan berharap dapat contoh oleh Pemerinatah Kabupaten Kutim.

Salah satu hal yang menarik perhatian adalah sistem zonasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA ) Balikpapan. Yakni, dengan lahan seluas 40 hektar dibagi menjadi 7 zona, dimana 6 zona sudah penuh dan saat ini digunakan zona terakhir. Untuk mengurangi bau dan dampak lingkungan, TPA Balikpapan ditanami pohon-pohon besar di sekelilingnya.

“Balikpapan itu sekalipun kota kecil, namun memiliki lahan untuk sampah sekitar 40 hektar yang dibagi 7 zona. Jadi  zona 1 sampai 6  itu penuh, sekarang memasuki zona yang terakhir.  Banyaknya tumpukan sampah, akan berimbas kepada masyarakat sekitar, maka di sekelilingnya ditanami pohon, untuk mengurangi bau. Jadi kelihatan dari jalan itu, bukan tempat sampah  melainkan terlihat hutan,” jelas Sobirin, Senin (08/7/2024).

Di samping itu, Sobirin Bagus juga mengaku terkesan dengan inovasi pengolahan sampah menjadi gas metana yang digunakan sebagai pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) yang sangat bermanfaat.

“Yang fantastis, ternyata sampah diolah menjadi gas metana untuk pengganti LPG dan ternyata sudah ada 380 kartu keluarga  (KK) yang sudah menggunakan itu free tanpa bayar sama sekali,” tutur Sobirin

Berkenaan dengan hal tersebut, Sobirin Bagus, menekankan pentingnya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelayanan dinas terkait pengelolaan sampah.

“Semoga  pemerintah daerah (Pemkab Kutim) dapat mempelajari lebih lanjut sistem pengelolaan sampah yang ada di Balikpapan. Dan mempertimbangkan untuk menerapkannya di Kutim dengan penyesuaian terhadap kondisi dan kebutuhan,” harap Sobirin. (etm7/adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *