SANGATTA, BERITA ETAM – Sebanyak 30 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kecamatan Bengalon, mengikuti pelatihan kuliner khas Bengalon. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim dan didukung Wakil Ketua II DPRD Kutim Arpan itu, dibuka Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Selasa (30/11/2021).
Bupati Ardiansyah Sulaiman, ditemui awak media membuka usai membuka kegiatan itu mengatakan melalui pelatihan itu, akan muncul ide-ide yang baru untuk meningkatkan produksi (home industri) di Kecamatan Bengalon.
“Mudah-mudahan materi hari ini, mampu memunculkan lagi ide-ide baru dari Bengalon. Sehingga, menjadi prodak yang lebih banyak lagi,” ujarnya.
Lebih lanjut orang nomor satu di Pemerintah Kabupaten Kutim itu berharap, pasaran produk-produk unggulan dari Kecamatan Bengalon, pasaran tidak hanya di Kutim (lokal) saja, tapi juga bisa hingga ke pasar global atau nasional.
“Karena memang harus kita rebut pasar global. Sebab Kaltim ini sudah cukup banyak yang masuk pasar global. Tapi itu hanya industri hulu, mulai zaman dahulu kayu yang kita kirim seperti damar, sekarang sudah tidak ada lagi di Kutim,” tuturnya.
Kemudian, hasil sumber daya alam (SDA) lainnya yang juga kirim adalah batu baru dan minya. Kaltim belum memiliki industri hilirnya.
“Ini yang coba kita maksimalkan industri hilirnya. Baik kelapa sawit ataupun batu bara. Salah satu produk batu bara adalah metanol gasifikasi dari batu bara. Tapi itu masih merupakan industri hulu. Sekarang kita punya berbagai macam produk khas, baik itu kuliner maupun yang lain-lain,” ujarnya.
Lebih diharapkan Ardiansyah, produk unggulan lokal Kutim dapat dikembangkan lebih maksimal lagi. Untuk itu, dirinya meminta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mencari potensi untuk bisa masuk ke pasar global.
“Disisi lain, Pemkab Kutim akan memfasilitasi infrastruktur. Kita akan membangun pelabuhan itu, bukan hanya sekedar pelabuhan. Jadi yang harus kita siapkan, produk kita berkembang, pengusaha juga lebih berinovatif,” ucapnya.
Sehingga output yang ingin dicapai, pertumbuhan daerah itu bukan hanya sekedar agregat dari mereka-mereka yang sudah mapan. Tetapi juga industri rumah UMKM, Koperasi yang dinilai bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah.(etam2)