Berita  

Petani Muda Sangatta Berhasil Budidayakan Labu Madu

SANGATTA, BERITA ETAM – Petani Muda Sangatta Berhasil Budidayakan Labu Madu. Mas Aco, seorang petani muda yang awalnya tidak berminat terjun ke dunia pertanian, akhirnya jatuh cinta dengan bidang ini. Pria yang tinggal di kelurahan Singa Geweh, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Kaltim. ini sedang giat mengembangkan labu madu.

Labu Madu yang di luar negeri dikenal dengan nama Pumpkin Butternut berhasil ia budidayakan di kebun belakang rumahnya, labu madu ini sekarang lagi naik daun karena memiliki rasa manis serta tekstur daging yang lembut.

Saat ditemui media Online Berita Kutim.com,  Aco mengatakan, labu ini, di jawa sudah banyak dikenal orang dan menjadi komoditas unggulan.

“Di jawa, labu madu ini sedang naik daun, selain rasanya yang manis, teksturnya lebih lembut dan sangat cocok untuk makanan pendamping ASI untuk bayi,” tuturnya.

“saya sebagai seorang petani ingin mengenalkan kemasyarakat Kutai Timur, bahwa di Sangatta Juga ada Labu Madu “, Untuk itu saya berani banting harga untuk memperkenalkan labu madu ke masyarakat Kutai Timur, ungkapnya. Pada Kamis (07/04/2022)

Aco menyebutkan, hal itu didasari banyaknya manfaat dari labu madu ini untuk berbagai kalangan, terlebih lagi yang mengalami gangguan kesehatan dan bagus untuk diet.

“Di jawa, harga per kilo labu madu bisa mencapai Rp.50.000, disini saya jual dengan harga Rp.15.000/kilo, untuk memperkenalkan labu ini ke masyarakat Kutim,” ucapnya.

Lanjutnya, Mac Aco mengatakan, “Labu ini sebagian besar konsumennya kalangan menengah ke atas, biasanya dijual di swalayan atau market modern. Tapi, agar masyarakat lebih mengenal labu ini, saya jual dengan harga segitu,” Ujar Aco.

Petani Muda Sangatta Berhasil Budidayakan Labu Madu

Sementara itu, ditempat yang sama, Kepala UPT SPNF SKB, Sri Rejeki Suswandari, saat membeli labu madu ini mengatakan, semenjak mengenal labu ini, sudah mulai ketagihan dengan rasanya yang jauh berbeda dengan labu yang biasa di konsumsinya.

“Enak labunya ini, kemarin saya beli, ini datang lagi beli untuk dibuat makanan buka puasa,” tuturnya.

Selain itu, Sri mengatakan, sangat mendukung sekali budidaya labu madu, sebagai salah satu ketahanan pangan.

“Saya sangat mendukung Mas Aco sebagai salah satu petani muda yang kreatif, serta menjadi bagian program ketahanan pangan, terlebih lagi di masa pandemi seperti sekarang ini,” ungkapnya.

“Harapan saya, usaha ini terus berkembang dan mampu melestarikan budaya bertani serta mendorong inovasi generasi muda lainnya agar mau terjun di dunia pertanian,” harapnya. (Etm3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *