SANGATTA – G-SMART. ID – Dalam rangka mewujudkan kurikulum merdeka belajar, SDN 001 Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur (Kutim), melaksanakan IHT (In House Training) untuk para pengajarnya, kegiatan berlangsung selama15 hari, dari tanggal 18 Mei hingga 16 Juli 2022.
Implementasi kurikulum Merdeka Belajar ini sebagai bentuk fasilitasi Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang ditujukan guru, kepala sekolah, kepala madrasah, dan kepala PKBM dalam mempersiapkan keterlibatannya pada Kurikulum Merdeka pada tahun ini hingga kedepanya.
Kegiatan ini dibuka oleh Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kutim Uud Sudiharjo dan dihadiri Pengawas Didik Martinus Arruan, Sriwati, Kasi kurikulum Dikdas M. Syaiful Imron, serta beberapa tenaga pendidik dari Sekolah Dasar yang ada wilayah sekitarnya.
Saat memberikan sambutan, Kabid Dikdas Pendidikan Kutim Uud Sudiharjo, mengatakan, Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk memahami sebuah perubahan besar yang berpihak kepada kemerdekaan belajar siswa, kemerdekaan mengajar dan keunikan karakteristik setiap sekolah.
“Saya sangat apresiasi sekali apa yang dilakukan SDN 001 Sangatta Utara yang melakukan terobosan terkait pembelajaran inovatif terkait kurikulum dan pembelajaran,”ujarnya, rabu (18/5/2022) di Sekolah SDN 01 Sangatta Utara.
Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kutim Uud Sudiharjo
Dikatakannya, kegiatan IHT ini merupakan program sekolah penggerak yang mana intinya peserta memahami filosofi pembelajaran yang memerdekakan, profil pelajar pancasila dan implikasinya dalam pembelajaran.
“Implementasi Kurikulum merdeka belajar di Kutim ada 179 Sekolah Dasar, dari 197 ini ada 34 sekolah yang menerapkan Mandiri Belajar, kita sangat apresiasi beberapa sekolah yang sudah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka, karena rencananya ditahun ajaran baru nanti kita sudah menerapkanya,” terang Uud.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 001 Sangatta Utara Tri Agustin mengatakan kegiatan ini bentuk nyata kinerja pihaknya dalam mensyukuri perbaikan kesejahteraan para guru dan tenaga kependidikan yang telah diberikan oleh Pemkab Kutim.
“IHT ini merupakan tahap awal dalam melaksanakan program implementasi kurikulum baru, yaitu pendidikan yang memerdekakan, apalagi nantinya imbas kepada sekolah sekitar,” kata Tri Agustin.
Menurutnya, sebagai sekolah dasar unggulan, maka pendidik harus mampu berinovasi dalam mengembangkan kurikulum baru ini, yaitu mampu membuat kurikulum satuan pendidikan yang berpihak kepada perserta didik, serta mampu mewujudkan di dalamnya kurikulum yang berkarakter profil pelajar pancasila.
“Kegiatan IKM ini, dilaksanakan dalam dua tahap, pertama pengenalan konsep kurikulum merdeka selama 10 hari, kemudian dilanjutkan lagi untuk tahap kedua penyusunan modul ajar dan dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP). Harapannya nanti dalam implementasinya para tenaga pendidik sudah siap,” tutupnya. (G-S11)