SANGATTA – Dinas lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kaltim melaksanakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Perlindungan dan Pengelolaab Lingkungan Hidup (PPLH) se Kaltim tahun 2022, dengan tema “Sinergitas Penguatan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Kesejahteraan Masyarakat Kaltim Yang Berdaulat”. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kabupaten Kutai Timur, selama dua hari dari tanggal 23-24 Mei 2022.
Pembukaan Rakor PPLH dipusatkan, di Ruang Meranti, Kantor Bupati, Senin (23/5/2022) malam dirangkai dengan acara Welcome Party yang diikuti seluruh peserta dari Dinas Lingkungan Hidup se Kaltim bersama Pemkab Kutim dan Forkopimda.
Rakor PPLH 2022 se Kaltim ini dibuka oleh Kepala Dinas LH Kaltim Ence Ahmad Rifadin, yang ditandai dengan pemukulan gong dengan disaksikan oleh Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, Ketua DPRD Kutim Joni, Danlanal Sangatta Letkol Laut (P) Sodikin, Wakapolres Kutim Kompol Damus Asa, Perwakilan Dandim Kapten Inf Arif Sapardiyatno, seluruh Kepala Dinas LH se Kabupaten/Kota se Kaltim dan undangan lainnya.
Untuk diketahui, penyelenggaraan Rakorda PPLH Kaltim adalah agenda tahunan bagi perangkat daerah lingkungan hidup dan lembagai lain yang terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di Kaltim.
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan, kualitas lingkungan hidup yang menurun telah mengancam kelangsungan prikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, sehingga perlu dilakukan upaya perlindungan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan.
“Oleh karena itu, guna mengatasinya berbagai isu permasalahan lingkungan hidup yang terjadi, diperlukan sebuah sistematis upaya yang berkelanjutan, dalam upaya melakukan perlindungan dan pengelolaan di Kutim, khususnya dan Kaltim pada umumnya,” ujar Ardiansyah.
Menurutnya, beberapa isu lingkungan hidup yang terjadi di Kutim antara lain, persoalan banjir seperti yang baru-baru ini terjadi, serta pengelolaan persampahan yang menjadi prioritas untuk dicarikan solusi pemecahan masalah tersebut.
“Untuk mengoptimalkan upaya tersebut diperlukan sinergi dan koordinasi para pihak yang menjadikan kerja bersama dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,” tutur orang nomor satu di Kutim ini.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kaltim Encek Ahmad Rafiddin Rizal menyebut, tema yang diangkat dalam kegiatan ini sangat relevan dengan kondisi Kaltim sekarang. Dimana telah terjadi penurunan kualitas di Kaltim, seperti adanya peningkatan jumlah bencana, terutama banjir, meningkatnya pencemaran dan efek rumah kaca, serta belum optimalnya penanganan sampah.
Berikut dari sisi klimatologi, berdasarkan stasiun pengamatan cuaca di Balikpapan dan Samarinda. Curah hujan di Kaltim berada pada kondisi sedang, atas dasar catatan tahunan. Resiko bencana berdasarkan penilaian diperkirakan kejadian paling berpotensi bencana di Kaltim adalah banjir dan kebakaran pemukiman maupun hutan.
“Selain itu bencana kekeringan, cuaca ekstrim, longsor, abrasi dan kebakaran hutan,” bebernya.
Lebih lanjut mantan Kepala DLH Kutim ini mengatakan, dari sisi demografi penduduk Kaltim mengalami kenaikan, baik pertumbuhan secara alami maupun dari imigrasi. Jumlah penduduk berdasarkan data tahun 2019 kurang lebih berjumlah 3,6 juta jiwa, sementara laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,9 persen selama dua tahun terakhir.
“Kabupaten Mahakam Ulu merupakan kabupaten yang paling tinggi pertumbuhan penduduknya mencapai 7,50 persen. Sedangkan pertumbuhan penduduk yang terendah adalah Kutim 0,14 persen,” ungkapnya. (Etm1).