BERITA ETAM, SANGATTA – Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Kasmidi Bulang menyebut, penurunan angka stunting sudah menjadi agenda nasional hingga saat ini dan Kabupaten Kutai Timur menjadi salah satu kabupaten tertinggi di Kalimantan Timur (Kaltim) sebesar 27,5 persen berdasarkan data dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI). Tingkat prevalensi stunting yang masih tinggi harus secara sinergi, bersama-sama berbagai pihak dalam penanganannya.
“Berdasarkan pendataan keluarga tahun 2021, jumlah keluarga berisiko stunting 36.880 cukup tinggi. Saya berharap berbagai data, baik dari Dinas KesehatanKesehatan, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) serta Perangkat Daerah terkait, yang ada didalam menjadi dasar pelaksanaan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS),” ungkap Kasmidi, Rabu (13/7/2022) pada Rapat Koordinasi oleh TPPS Kabupaten Kutim, di Aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kutim.
Lebih lanjut dikatakan Kasmidi, data yang ada harus selalu update serta akurat, guna mempermudah penanganan stunting maupun pendampingan bagi keluarga berisiko tinggi.
“Rapat hari ini adalah tindaklanjut, minggu lalu itu ada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 29 tahun di Medan. Presiden Joko Widodo langsung menginstruksikan kepada kepala daerah se Indonesia (Gubernur, Bupati/Wali Kota) untuk segera action. Dan target Presiden adalah 14,4 persen pada tahun 2024. Kutim saat masih sangat tinggi, saya minta kerjasama semuanya,” tegas Kasmidi.
Kepada Bappeda Kutim, diminta Wabup untuk menyiapkan anggaran terkait penurunan stunting di Kutim. Berikut kepada perangkat daerah terkait diminta untuk saling berkoordinasi dengan baik.
Lebih jauh Kasmidi mengatakan, konsentrasi penurunan stunting tahun 2022 ini ada di 25 desa, diantaranya, Desa Seniur, Desa Kelinjau Ulu, Desa Long Nah, Desa Teluk Baru, Desa Long Tesa’, Desa Gemar Baru, Desa Long Poq Baru, Desa Ngayau, Desa Benua Baru, Desa Sempayau, Desa Pelawan, Desa Sri Pantun, Desa Sekerat, Desa Tepian Langsat, Desa Sepaso Timur, Desa Sepaso Selatan, Desa Kaliorang, Desa Bukit Makmur, Desa Susuk Luar, Desa Susuk Dalam, Desa Pengadan Baru, Desa Bay, Desa Benoq Harapan, Desa Mawai IndahIndah dan Desa Melan.
“Saya minta kepada para Camat yang desanya menjadi lokus, untuk segera berkoordinasi dengan TPPS Kabupaten dan Bappeda terkait program-program yang akan kita laksanakan. Selanjutnya kepada para Camat yang desa tidak disebutkan dikira aman, kegiatan ini (penurunan stunting) harus kita pantau bersama. Kalau ada pendataan baik dari pusat maupun provinsi di lapangan tolong didampingi supaya kita tahu,” ujarnya. (etm2/ADV)