Berita  

Kasmidi Optimis Kutim di Tahun 2024 Angka Stunting Bisa Capai 14 Persen dalam Penurunan Stunting

BERITA ETAM, SANGATTA – Selama Agustus ini Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab) bersama pihak terkait terus menggenjot Aksi Gerak Atasi Stunting (AGAS) dan Gebyar bulan Timbang, Vitamin A di bulan Agustus 2022.

Kegiatan dimaksud, ditutup Wakil Bupati Kasmidi Bulang, yang juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Kutim ini di Yayasan Prima Adinda.

Penutupan kegiatan itu turut dihadiri, Camat Sangatta Utara Hasdiah, Ketua Yayasan Prima Adinda Siti Rizky Amalia, Forkompimda, dan Perwakilan Perangkat Daerah (PD) lingkungan Pemerintah Kutai Timur, Rabu, (24/08/2022)
Selaku Ketua Yayasan Prima Adinda, Siti Rizky Amalia menyebut, untuk meningkatkan gizi anak-anak di Kutim perlu ditunjang dengan pemberian susu sapi murni (pera). Menurutnya pemberian susu sapi pera lebih baik dibandingkan dengan pemberian susu instan.

“Banyak lahan kita yang kosong yang bisa digunakan untuk peternakan sapi. Ini usulan saya menginginkan dengan adanya sapi-sapi perah akan bisa memproduksi susu. Hasilnya dapat diberikan kepada anak-anak agar tidak memberikan susu instan lagi. Jadi kebutuhan susu untuk anak-anak PAUD bisa terealisasi, karena tujuan kita sama untuk mengatasi stunting ini,” ujar Rizky (sapaan akrab) yang juga Anggota DPRD Kaltim ini.

Sementara itu, Camat Sangatta Utara Hadiah melaporkan bahwa telah melakukan berbagai tindakan dan upaya dalam melawan angka stunting.

“Rencana terdapat 3 PAUD yang akan dijadikan PAUD yang holistik integratif di Sangatta Utara. Namun kali ini Yayasan Prima Adinda yang baru diresmikan,” ucapnya.

Keberadaan PAUD Holistik Integratif (HI) diharapkan, pencegahan stunting dapat terlaksana dalam rangka pertama penimbangan balita setiap bulan dapat dilakukan. Karena di sini terintegrasi antara BKB, Posyandu dan juga PAUD jadi semua umur bisa dilakukan penimbangan dan pemeriksaan kesehatannya di sini.

“Dari 48 posyandu yang ada, semua sudah melakukan penimbangan dan pemberian vitamin pada anak-anaknya. Selanjutnya mengenai pemberian tablet tambah darah dari dua UPT Puskesmas di Sangatta Utara sudah dilaksanakan di setiap sekolah,” ungkap mantan Camat Sangatta Selatan ini.

Kemudian edukasi 1000 HPK untuk calon pengantin, sambung Hasdiah. Jadi setiap desa bekerjasama dengan KUA (Kantor Urusan Agama). Sedangkan, untuk makanan tambahan bagi bayi ibu hamil dan balita ini sudah dilakukan disetiap Posyandu.

Tingginya persentase tingkat stunting di Kabupaten Kutai Timur sedikit membuat Wakil Bupati Kasmidi Bulang geram, sebab menurutnya angka tersebut terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan realita yang ada.

“Kita ketahui bersama bahwa Kabupaten Kutai Timur ini di Provinsi Kalimantan Timur salah satu kabupaten tertinggi angka stuntingnya, kita tidak tahu datanya dari mana tapi yang pasti kita harus akui itu. Tapi mungkin di lapangan tidak seperti itu juga,” tutur Kasmidi Bulang.

Ia menjelaskan angka stunting sebesar 27,5 persen itu, jika dibagi rata-rata dengan jumlah penduduk kita 400 ribu orang, berarti hampir 100 ribu orang yang stunting.

“Kita sepakat hari ini tidak mungkin itu, tapi data tersebut yang dipakai secara nasional artinya mau tidak mau, suka tidak suka itu menjadi referensi kita. Kita harus termotivasi dengan data itu,” terang orang nomor dua di Pemkab Kutim ini.

Namun terlepas dari angka yang tinggi, Wabup Kasmidi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja dengan sangat baik dan optimis untuk mencapai target penurunan angka stunting.

“Alhamdulillah, hari ini bagian daripada pencanangan bulan penimbangan di Agustus ini berkaitan dengan penurunan angka stunting yang ada di Kutai Timur. Ini bagian daripada kerja keras kita, maka dari itu saya ucapkan terima kasih selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Kutai Timur, kepada semua stakeholder, organisasi yang sudah bergerak mulai dari Pemerintah, TNI/Polri, PKK ada kader-kader dan juga masyarakat,” ucapnya.

Ia berharap, melalui kekompakan dan kerjasama semua pihak, angka stunting yang 27,5 di Kutim
bisa ditekan dan wajib untuk turun. Dirinya pun optimistis, 14 persen di 2024 (sesuai target nasional) bisa dicapai.

“Dengan pergerakan seperti ini (semua pihak terkait), InsyaAllah akan turun secara otomatis,” tutup Kasmidi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *