Berita  

Anggota DPRD Kutim Alfian sebut DOB Kawasan Sangsaka Perlu Perhatian Pusat

BERITA ETAM, SANGATTA – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki luas wilayah 35.747,50 kilometer persegi. Luas wilayah tersebut terbagi menjadi 18 wilayah administrasi kecamatan. Dengan luas wilayah itu, Kabupaten Kutim seharus perlu dimekarkan lagi. Diketahui, ada dua rencana pemekaran kabupaten, yakni Sangsaka dan Benteng Mawakal menjadi Kutai Utara.

Terkait dengan rencana pemekaran kawasan Kecamatan Sangsaka (Sangkulirang, Sandaran, Kaliorang, Kaubun, dan Karangan) menjadi kabupaten memang tersendat. Meskipun deklarasi sudah dilakukan pada 2019 lalu untuk Sangsaka, namun pembentukan daerah otonomi baru (DOB) di sana belum bisa terealisasi dalam waktu dekat. Pasalnya, jumlah penduduk di kawasan tersebut, tidak memenuhi standar pembentukan DOB.

Padahal, dokumen sudah diserahkan kepada Pemkab Kutim. Sebagai Sekretaris Pemekaran Kabupaten Sangsaka, Alfian Aswad yang juga anggota Komisi B DPRD Kutim menyebutkan bahwa sekarang tahapan telaahan akademiknya belum selesai.

“Kalau sebelumnya yang menjadi masalah jumlah penduduk kurang 70 ribu, sekarang tersisa 35 ribu saja,” kata Alfian belum lama ini.

Apalagi dengan akan dimaksimalkan Peraturan Daerah (Perda) Kutim tentang Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Membuat jumlah penduduk di Sangsaka secara tidak langsung berpeluang meningkat pesat.

“Kan pendatang yang sudah setahun tinggal di Kutai Timur, wajib berdomisili daerah ini. Jadi, mereka harus cabut berkas dari daerah asalnya,” ungkapnya.

Sedangkan para pendatang yang menjadi karyawan perusahaan juga tidak sedikit. Belum lagi, ada denda Rp 10 juta bagi yang tidak mengindahkan perda tersebut.

“Jadi, jumlah penduduk bukan lagi permasalahan. Tinggal menunggu hasil telaahan akademiknya saja,” bebernya.

Adapun sumber pendapatan asli daerah (PAD) dinilai sangat mumpuni. Mengingat, sisi laut terdapat pelabuhan internasional atau Kawasan Ekonom Khusus Batuta Trans Kalimantan (KEK-MBTK).

“Jadi fasilitas penunjang sudah lengkap. Bahkan ada puluhan perusahaan kelapa sawit di sana. Sedangkan perusahaan tambang batu bara ada tiga yang sudah produksi. Kan luar biasa sumber PAD-nya,” ucapnya. (*/etm2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *