Berita  

Ardiansyah sebut Kesejahteraan Nasional Dimulai dari Kesejahteraan Strata Paling Bawah

BERITA ETAM, SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah menyebut, tingkat kesejahteraan nasional, diukur dengan tingkat kesejahteraan keluarga pada tingkat starata yang paling bawah yaitu keluarga masing-masing.

“Maka apabila kesejahteraan keluarga masing-masing bagus, maka secara agregat bagus. Manakala keluarga di desa itu bagus maka secara agregat mempengaruhi PKK Kecamata dan seterus sampai dengan tingkat nasional,” tutur Ardiansyah saat membuka Pembekalan bagi 79 Ketua TP PKK Desa di Kabupaten Kutim, Sabtu (18/2/2023) di Gedung Wanita, Kawasan Perkantoran Pemkab Kutim, Bukit Pelangi, Sangatta.

Ardiansyah dalam kesempatan itu, memberikan contoh pembinaan kesejahteraan yang dilaukan oleh Kabupaten sangat baik, sehingga mereka patut menjadi juara di tingkat Provisi Kaltim tahun lalu. Hal ini, harusnya menjadi motivasi bagi TP PKK Kutim, baik Kabupaten, Kecamatan hingga Desa dalam kegiatan pemberdayaan kesejahteraan keluarga di Kabupaten Kutim.

“Pertanyaan apakah kita ingin seperti itu? jawabannya pasti mau. Jadi hari ini ini saudara-saudara sebagai Ketua Tim PKK Desa harus memahami secara konstektual dulu. Secara teknis juga nanti akan dilakukan, agar lebih memahami 10 program pokok PKK,” ucap Ardiansyah.

Lebih lanjut dikatakan, bahwa TP PKK memiliki tugas pokok yang btidak kalah pentingnya dengan pemerintah desa, ada Pokja 1,2,3 dan 4. Ada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, ada yang bersinggungan dengan kemamupuan dan kecakapan.

“Karena sangat bersinggungan dengan pemberdayaan masyarakat, suadra-saudara memiliki tugas yang mulia. Apalagi kita disuguhi data bahwa Kutim ada dua data yang cukup tinggi angka Stunting dan Kemiskinan Ekstrim dari pusat. Menurut saya salah satu tugas pokoknya fungsinya PKK,” imbuhnya.

Sehingga ini menjadi tugas semua pihak, termasuk TP PKK agar melakukan pendataan dengan baik. Terutama menggerak masyarakat untuk mau membawa anak-anaknya yang berumur balita, untuk ke Posyandu.

“Kenapa? Karena mungkin ada yang tidak memperhatikan. Saya mendapat laporan dari Dandim ternyata, salah satunya yang mempengaruhi data stunting ini tinggi, karena tidak adanya data-data atau laporan posyandu dari masing-masing wilayah RT diseluruh desa-desa yang ada Kutim,” jelas Ardiansyah.

Dikatakan, Posyandu memang secara tupoksi erat dengan kesehatan. Namun secara manajerial TP PKK memiliki kewajiban untuk mengkoordinir, memonitoring, mengkoordinasikan dan mengkomunikasikan agar kegiatan-kegiatan posyandu berjalan dengan baik.

“Terakhir saya ucapkan selamat kepada Ketua TP PKK Desa. Dan ini pesan saya, jaga marwa diri, jaga kehormatan diri, kehormatan keluarga, pengurus PKK dan jaga marwa korps PKK,” tutup Ardiansyah.(etm2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *