BERITA ETAM, JAKARTA – Komitmen Pemkab Kutai Timur (Pemkab Kutim) untuk mengembangkan potensi wisata hingga ke desa-desa, menghantarkan Pemkab Kutim berhak menerima penghargaan Merdeka Award 2023 pada Kategori Program Desa Wisata. Penghargaan diberikan kepada Wakil Bupati Kasmidi Bulang pada rabu (30/8/2023) di Auditorium SCTV Tower Lantai 8 Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat ini karena berhasil menunjukkan sejumlah kinerja baik yang masuk penilaian pada program tersebut.
Untuk diketahui Merdeka Awards adalah Inspirasi Indonesia. Sebuah ajang penghargaan dan apresiasi kepada mereka yang telah memberikan sumbangsih bagi kemajuan negeri dan kemanusiaan.
Seperti disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Merdeka.com Dorajatun bahwa kategori, kriteria dan parameter penilaian merupakan paduan antara pihaknya dengan Kementerian terkait untuk memastikan kelayakan mendapatkan penghargaan.
“Banyak yang masuk menjadi nominasi penerima Merdeka Award, namun banyak yang gugur karena ketidakcocokan parameter penilaian. Kami betul-betul menjaga kualitas penjurian dan independensi pemberian penghargaan,” paparnya.
Kriteria penilaian yang membuat Kutim menerima penghargaan Merdeka Award 2023 pada Kategori Desa Wisata adalah karena telah dilaksanakannya Program Kreatif Pendukung Desa Wisata dalam bentuk Rembug Pariwisata. Tahun ini, salah satu hasilnya adalah membentuk wadah kepariwisataan dari setiap kecamatan yang ada di Kutim untuk Pengembangan Pariwisata berupa petugas Pendamping Pariwisata di Kecamatan).
Selain itu, diputuskan adanya Surat Rekomendasi dari Dinas Pariwisata ke Desa dalam Pengalokasian Dana Desa untuk Pengembangan Wisata di Kecamatan serta adanya Dasar Hukum berupa Peraturan Bupati.
Kemudian dilaksanakan Program Inovatif Berbasis Digital, yaitu Kutim Merdeka Signal, salah satu program prioritas pembangunan di Kutim dilaksanakan melalui program Kutim Merdeka Signal, yang implementasinya dilaksanakan penyediaan jaringan internet di seluruh desa (139 desa) di wilayah Kutai Timur.
Selanjutnya kepemilikan dan keterlibatan aktif masyarakat, obyek wisata yang ada di masing-masing wilayah desa, hampir seluruhnya dikelola oleh masyarakat desa, baik melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), ada pula yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat. Sampai saat ini tercatat sebanyak 30 (tiga puluh) Pokdarwis yang mengelola potensi wisata maupun budaya di masing-masing desa.
Kemudian kontribusi ekonomi hingga pelestarian lingkungan melaui Eco Tourism Prevab Mentoko di Desa Kabo Jaya yang menjadi Desa Wisata. Prevab Mentoko merupakan lokasi orang utan liar (pongo pygmeus) dilokasi ini juga dapat ditemui pohon ulin raksasa yang berumur lebih dari 1.000 tahun dengan diameter lebih dari 2,47 meter, kemudian juga terdapat trek menyeberangi sungai dan tebing dengan meniti jembatan gantung serta jembatan sling, rumah pohon, juga berbagai flora dan fauna endemic Kaltim.
Yang menjadi penilaian lainnya adalah Desa Wisata hasil kerja sama dengan Taman Nasional. Desa Wisata Teluk Singkama atau disebut Dewi Kima hasil kerja sama pemerintah dengan yang melibatkan masyarakat dan perangkat desa dennen Balai Taman Nasional Kutai (TNK).
Program ini merupakan wujud pemberdayaan potensi sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Program ini mengubah paradigma bahwa Desa Teluk Singkama yang sebelumnya tak tersentuh pembangunan, ternyata memiliki potensi besar dan bisa dikembangkan. Selain menawarkan pesona alam, saat ini pihaknya juga tengah mengembangkan rumah perikanan, budi daya rumput laut, mangrove dan terumbu karang.
Selanjutnya adanya Program Peningkatan Kunjungan Wisatawan yakni Pesta Adat Lom Plai. Pesta Adat Lom Plai ini dapat menjadi ajang promosi dan peningkatan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf). Pesta Adat Lom Plai ini sudah masuk menjadi agenda resmi Kementerian Ekonomi Kreatif dan Pariwisata yaitu Kharisma Event Nusantara (KEN). Ada juga Pesta Budaya Bengen Lepek Majeu, Desa Rindang Benua, Festival Sekerat Nusantara, Festival Kampung Bahari Nusantara dan Pelatihan Dasar Pemandu Wisata. (etm1)