BERITA ETAM, SAMARINDA – Memasuki tahun 2024, menjadi tahun terakhir dari target yang ditentukan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam penuntasan kemiskinan ekstrem.Di mana, tiap kabupaten/kota di Indonesia diminta untuk memperhatikan hal ini, termasuk juga di Kota Samarinda yang terus berupaya hingga detik ini.
Seperti beberapa program mulai dari bantuan sosial (bansos) baik uang maupun sembako yang rutin, pemberian makanan hingga bedah rumah dan pelatihan-pelatihan sudah dijalankan.Seluruhnya sudah dilakukan, namun data menujukkan bahwa tahun ini warga dengan miskin ekstrem masih berada diatas 4.000 jiwa di Kota Samarinda.
Kendati demikian, Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sani Bin Husain mengapresiasi semua langkah yang telah dilakukan pemerintah kota (pemkot).
“Tidak ada jaminan selesai di tahun ini, tapi saya lihat pemkot sudah berusaha. Hanya saja, Kota Samarinda ini tidak hanya tergantung dengan sendirinya. Dia tergantung juga dengan provinsi dan nasional,” kata Sani, Sabtu (10/2/2024).
Sani menjelaskan jika kemiskinan iyu tidak terjadi jika ada kebijakan yang menguntungkan. Misal secara nasional, harga bahan bakar minyak (BBM) diturunkan, segalanya tidak mahal.
“Baru bisa miskin ekstrem itu turun, lapangan kerja dibuka. Saya pikir itu kalau ganti presiden, mungkin barulah kemiskinan ekstrem ini bisa turun,” imbuhnya.
Sani mengaku jika dirinya pesimis dengan target nol persen kemiskinan ekstrem di akhir tahun 2024 ini. Menurutnya kemiskinan ini tidak bisa dihilangkan sepenuhnya.
“Orang miskin itu tidak bisa hilang, ya hanya zaman Umar bin Abdul Aziz saja miskin itu hilang. Zaman-zaman kaya kita gini ini yang kualitas kepemimpinan dan kondisi keuangan, susah hilang. Tapi kalau dikurang ya mungkin saja,” pungkasnya. (ADV/BE-S)
Foto : Ist