Samarinda – Menteri Pendidikan, Kabudayaan, Teknologi dan Riset (Kemendikbudristek) umumkan Pramuka tak lagi jadi ekstrakulikuler wajib di sekolah.
Keputusan itu namapaknya banyak menimbulkan pertanyaan. Sebab, kegiatan tersebut seperti menjadi bagian dari dunia pendidikan.
Di mana, menurut Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilana Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sani Bin Husain keputusan tersebut harusnya ditinjau kembali.
“Baiaknya keputusan tersebut ditinjau kembali, apa dampaknya, dan mengapa harus tidak diwajibkan untuk anak-anak disekolah,” ungkap Sani.
Menurutnya kegiatan Pramuka itu sedikit banyaknya membentuk karakter bagi anak-anak di sekolah. maka tidak seharusnya tidak diwajibkan.
“Kalau kalian sadar itu, Pramuka sudah menyumbangkan pendidikan karakter buat anak-anak di sekolah. Tiba-tiba mereka tidak mau ikut Pramuka, kemana mereka bentuk karakter,” urainya.
Kendari demikian, dia secara pribadi tetap menghargai keputusan dari Menteri Kemendikbudristek tersebut.
“Saya menghargai keputusan itu memang, dan tidak diwajibkan artinya tetap boleh ada kan. Hanya tinggal sekolah-sekolah saja lagi bagaimana untuk tetap menjaga,” bebernya.
Pihaknya juga sudah melakukan komunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda terkait tidak diwajibkannya ekskul Pramuka ini di sekolah.
“Kepala Disdikbud Pak Asli juga tidak setuju dengan penhapusan ekskul pramuka ini. Beliau tetap imbau agar Pramuka tidak dihilangkan dari sekolah,” pungkasnya. (ADV/BE-S/Foto : Ist)