Samarinda – Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Sani Bin Husain menyebutkan, telah terjadi tren perpindahan terhadap minat kerja generasi muda.
Dia mengamati, pergeseran minat generasi muda dalam memilih profesi, khususnya pada bidang pendidikan, atau menjadi guru. Generasi muda saat ini dinilai ogah menjadi guru.
Menurut Sani, kurangnya minat atau ketertarikan generasi muda pada profesi tersebut disebabkan oleh rendahnya penghasilan dari profesi guru atau tenaga pendidik.
Sehingga, hal itu membuat generasi muda cenderung mencari alternatif pekerjaan, dengan potensi pendapatan yang lebih besar. Seperti menjadi konten kreator atau YouTuber.
“Saat ini, generasi muda cenderung tertarik pada pekerjaan lain. Seperti konten kreator atau YouTuber. Karena mereka menganggap, memiliki potensi penghasilan yang lebih besar,” ungkap Sani, Minggu (12/5/2024).
“Ini mungkin karena persepsi mereka terhadap kesejahteraan guru, seperti masalah kendaraan dan misal mereka kehabisan bahan bakar, uangnya dari mana,” lanjutnya.
Terkait kendala akomodasi tersebut, Sani menegaskan bahwa siapapun tidak bisa melimpahkan atau menyalahkan para guru tersebut. Namun perlu ditinjau ulang oleh pemerintah terkait kesejahteraan mereka.
Apalagi, pemerintah harusnya memperhatikan kesejahteraan guru sesuai dengan amanah Undang-Undang. Di mana, sebagian dari anggaran harus dialokasikan untuk pendidikan, termasuk untuk kesejahteraan gutu.
Selain itu, ia juga mengusulkan agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan bantuan keuangan kepada guru, dengan memanfaatkan dana yang belum terpakai sebesar Rp 2,7 triliun.
“Ada dana yang belum terpakai sebesar 2,7 triliun. Mengalokasikan sebagian dari dana tersebut untuk kesejahteraan guru akan menjadi investasi yang bermanfaat. Saya memperhatikan hal ini sebagai tanggung jawab saya, meskipun saya bukan seorang guru,” pungkasnya. (Adv/be-s/ foto : ist)