Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kota Samarinda, Samri Shaputra kritisi penerbitan Aplikasi Perjalanan Dinas yang diluncurkan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Dia menilai ada plus minus dalam penerapan aplikasi ini. Di mana, memang nilai plus ada pada kedisplinan seluruh pegawai dilingkungan Pemkot Samarinda.
“Kalau saya menilai memang untuk nilai plusnya ini bentuk kedisiplinan, bagi pegawai yang ingin melakukan tugasnya,” ungkap Samri, Rabu (15/5/2024).
Sedangkan pada kekurangannya, Samri melihat pada setiap kali kunjungan ke luar daerah, waktu senggang bisa saja dimanfaatkan untuk sekadar berkeliling kota.
Dengan adanya aplikasi ini, bisa saja tidak efektif. Sehingga pegawai yang menjalankan tugas ini ogah-ogahan dalam menjalankan tugas, karena bersifat monoton.
“Karena kadang-kadang setelah melaksanakan tugas, ada waktu senggang, bisa dimanfaatkan. Karena adanya ini semuanya terprogram dan monoton, akhirnya tidak efektif. Orang yang menjalankan tugas jadi ogah-ogahan,” urainyan.
Sehingga tidak ada refreshing yang diberikan untuk pegawai, karena menurut Samri dalam menjalankan tugas ke luar daerah, waktu senggang tersebut yang dimanfaatkan oleh para pejabat maupun pegawai dalam merefresh pikiran.
Bahkan dalam 24 jam, waktu setengah hari bisa juga dimanfaatkan hanya untuk sekadar berjalan-jalan, usai mengikuti agenda yang padat, ditambah perjalanan yang panjang.
“Misal kita mau ke kota tujuan itu bukan sekadar mau jalan-jalan atau apa. Tapi, dengan kita mengelilingi kota, kita bisa melihat ada manfaat yang bisa kita dapatkan disitu, yang kemudian bisa kita tiru,” imbuhnya.
“Mungkin bisa jalan-jalan ke tamannya, di Kota Surabaya misalnya. Kita melihat ada inspirasi disitu, kemudian kita dapat ide, dan diterapkan di kota kita,” lanjutnya.
Jadi, menurut Samri manfaat terbesar dari perjalanan dinas adalah dengan mengadopsi beberapa ide dan inspirasi menarik di kota lain.
Politisi Fraksi PKS itu juga mengingatkan, bahwa jangan diartikan dengan perjalanan dinas, tidak hanya sekadar jalan-jalan saja, tetapi bisa menjadi pembelajaran yang bisa diterapkan di Kota Samarinda.
“Karena kalau kita hanya disini-sini saja ya tidak ada inspirasi,” pungkasnya. (adv/be-s/ Foto : ist)