Samarinda – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Damayanti sebut ada hal penting dari pembangunan infrastruktu untuk wujudkan Kota Layak Anak (KLA).
“Saya melihat ciri sebuah kota dalam memenuhi kota layak anak itu ada dua poin. Yang pertama pembangunan sumber daya manusia (SDM),” ungkap Damayanti, Selasa (21/5/2024).
Jika dilihat banyaknya pembangunan di Kota Samarinda, dengan visi dan misi dari wali kota mewujudkan Samarinda sebagai pusat kota peradaban.
“Samarinda Pusat Peradaban, tapi yang harus diingat yang beradab tidak hanya pembangunan infrastrukturnya, tapi juga harus SDM nya,” imbuhnya.
Sempat melakukan hearing dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA), bahwa untuk kekerasan anak, di per 29 Februari ada 31 kasus.
“Yang melibatkan anak dari 51 kasus, itu belum termasuk ayah melakukan kekerasan seksual pada anaknya di bulan Maret 2024 lalu,” urainya.
Damayanti menilai bahwa yang namanya kota layak anak ini tidak hanya sekadar apa yang dilihat saja, dan apa yang tertampak di mata.
“Memang ya kalau kita berbicara soal SDM ini, kita tidak bisa melihat hasil itu dari satu sampai dua tahun. Jangkanya sampai panjang,” tegasnya.
Untuk peningkatan ini. Damayanti menekankan setidaknya dibutuhkan waktu 10-15 tahun kedepan untuk mendapatkan hasil dari pemberdayaan SDM yang tel;ah disebutkan tadi. (adv/be-s/ foto : ist)