Berita  

Manajemen Likuiditas yang Efektif untuk Pebisnis di Kalimantan Timur

BERITA ETAM, SAMARINDA – Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI merilis aset keuangan syariah di Indonesia tidak kurang dari Rp2.300 triliun.
Menurutnya, kondisi ini mengisyarakatkan perekonomian syariah di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan. Ditambah lagi, posisi Kaltim yang telah ditetapkan menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN) sudah tentu akan berdampak meningkatnya perputaran uang.
Wagub Hadi Mulyadi mengingatkan agar bank-bank syariah di Kaltim menangkap peluang ini dengan baik.
Bisnis yang sukses tidak hanya mengandalkan kemampuan mencetak pertumbuhan secara konsisten. Manajemen likuiditas yang efektif juga dibutuhkan sebagai kunci penting yang perlu dimiliki agar perusahaan siap menghadapi berbagai tantangan di depan.

Apa yang dimaksud dengan manajemen likuiditas?

Manajemen likuiditas yang baik dapat membantu sebuah bisnis agar selalu bisa memenuhi berbagai kewajiban mulai dari pembayaran cicilan utang, pembayaran gaji karyawan serta berinvestasi untuk mendukung pertumbuhan. Pengelolaan likuiditas yang tepat juga dibutuhkan agar perusahaan bisa selalu beradaptasi terhadap perubahan model bisnis, kondisi pasar juga regulasi yang berlaku.

Bagaimana cara mengelola likuiditas perusahaan?

Berikut ini adalah panduan penting bagi pelaku bisnis di Indonesia agar pengelolaan likuiditas berjalan efektif:

Miliki prakiraan arus kas

Untuk bisa mengelola likuiditas secara efektif, Anda perlu mengetahui perkiraan arus kas bisnis Anda. Pelajari data historis arus kas bisnis Anda, kumpulkan informasi struktur aset atau dana, data transaksi dan kewajiban, lalu buatlah proyeksi arus kas ke depan dari sana. Dengan langkah ini, keputusan-keputusan keuangan bisa diambil lebih tepat karena Anda mengetahui secara akurat kondisi arus kas bisnis dari waktu ke waktu.

Evaluasi pengeluaran

Manajemen likuiditas yang sehat menerapkan kebijakan pengeluaran yang terencana dan cermat. Kaji ulang pos-pos pengeluaran yang bisa Anda pangkas tanpa harus menimbulkan dampak terhadap pertumbuhan bisnis.

Lakukan diversifikasi

Risiko likuiditas seringkali muncul akibat ketidaksesuaian antara aset yang dimiliki dengan kewajiban yang jatuh tempo. Perlu ada diversifikasi akses ke berbagai teknik pendanaan mandiri, giro, deposito juga investasi yang disesuaikan dengan profil kewajiban usaha. Dengan begitu, kesenjangan bisa dikurangi dan risiko likuiditas dapat ditekan.

Optimalisasi modal kerja

Kondisi likuiditas yang memadai dapat Anda upayakan melalui optimalisasi modal kerja. Caranya antara lain dengan mengurangi tingkat inventori, meningkatkan penagihan utang juga dengan memperpanjang tenor pembayaran tagihan. Langkah-langkah itu dapat membantu bisnis Anda bisa menghasilkan lebih banyak uang, menekan biaya dan membantu menciptakan likuiditas yang memadai.

Bangun komunikasi dengan kreditur

Risiko likuiditas muncul ketika kewajiban jatuh tempo tetapi tidak diikuti oleh ketersediaan dana yang memadai untuk membayar. Penting bagi Anda membangun komunikasi yang baik dengan kreditur agar mereka mengetahui kondisi keuangan bisnis Anda. Sehingga di saat ada tantangan berat yang membebani berjalannya bisnis seperti saat pandemi Covid-19, kreditur bisa memahami dan menawarkan solusi yang tepat.

Menyeimbangkan struktur

Manajemen likuiditas bisa efektif dijalankan dengan menjaga struktur dan jangka waktu antara aset dan kewajiban secara seimbang. Memperpanjang jatuh tempo kewajiban agar sesuai dengan profil aset bisa ditempuh. Anda juga bisa menimbang solusi likuiditas lain untuk berjaga-jaga melalui opsi pinjaman bank, investasi di aset ekuitas atau opsi refinancing.

Manajemen likuiditas pada bank syariah
Akad

Perbedaan mendasar antara pengelolaan likuiditas di bank konvensional dan bank syariah adalah pada akad yang digunakan ketika melakukan kontrak dengan nasabah.

Dalam manajemen likuiditas syariah, akad yang digunakan adalah akad wadiah. Akad ini menjadi dasar kesepakatan antara bank dengan nasabah di mana nasabah menitipkan dana yang harus dijaga oleh bank dan bisa dikembalikan setiap saat ketika nasabah menghendaki.

Alat Likuid
Dalam manajemen likuiditas bank syariah, alat likuid yang digunakan adalah instrumen-instrumen di Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) yang diikat dengan akad wadiah. Lalu, ada juga Sertifikat Mudaharabah antar bank syariah (SIMA) dan Surat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Sedangkan bank konvensional biasanya memakai instrumen alat likuid di pasar uang antar bank konvensional (PUAB), Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat Deposito.

Cara perolehan dana likuid

Bank syariah memiliki tujuan yang sama dalam pengelolaan likuiditas yaitu agar dapat memberikan keyakinan pada nasabah penyimpan dana bahwa mereka bisa menarik dana sewaktu-waktu atau saat jatuh tempo. Pada saat yang sama, likuiditas perlu disalurkan agar tetap produktif dan membantu bank mendapatkan keuntungan. Pada bank syariah, yang terpenting adalah perihal cara perolehan dana yang harus sesuai dengan prinsip syariah. Misalnya, untuk deposito atau simpanan berjangka juga giro adalah berdasarkan akad.

Kelebihan dari manajemen likuiditas yang efektif

Dengan manajemen likuiditas yang efektif, pelaku bisnis di Kalimantan Timur bisa mengurangi paparan risiko yang berdampak terhadap keberlangsungan usaha, terutama ketika datang masa ekonomi yang sulit seperti saat pandemi Covid-19 merebak.
Risiko likuiditas bisa Anda hindari dengan menempuh enam langkah di atas.Berdasarkan informasi dari struktur dana tunai, rekening bank dan data transaksi, Anda dapat memiliki prakiraan arus kas lebih akurat yang bisa membantu keputusan bisnis lebih tepat. Bisnis Anda juga dapat mengantisipasi kebutuhan kas, modal kerja dan likuiditas ke depan, membantu penganggaran efektif dan mendukung pelaporan yang efisien pada pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal.

Sumber: https://www.kaltimprov.go.id/berita/manfaatkan-peluang-besar-ekonomi-syariah-di-kaltim
https://www.business.hsbc.co.id/id-id/insights/raising-finance/a-comprehensive-guide-to-effective-liquidity-management-for-businesses-in-indonesia
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/3033/1/Tesis%20Khabib%20Mustofha%20-%2018015066.pdf

Penulis: Cita Permata
Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS), Prodi Ekonomi Syariah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *