BERITA ETAM, SANGATTA – Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistis dan Persandian (Diskominfo Staper) Kutai Timur (Kutim) Ronny Bonar H Siburian mengatakan, dengan semakin pesatnya kemajuan tekhnologi informasi, juga berdampak terhadap kehidupan sosial di tengah masyarakat, salah satunya terkait penggunanan media sosial, yang saat ini menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.
“Adanya media sosial ini juga memberikan dampak negative. Salah satunya masih banyak kita temukan informasi-informasi atau konten yang disampaikan, belum bisa menyesuaikan dengan kondisi dan kebudayaan kita sebagai orang timur, yang mengendapkan sopan santun dan sikap saling menghormati antar sesama,” ujarnya sebelum membuka pelatihan pemahaman tentang Sistem Intelligence Media Analytics (IMA), Intelligence Socio Analytics (ISA) dan Strategy Komunikasi (SK) yang berlangsung di Ruang Rapat Diskominfo Staper, Senin (08/7/2024) pagi.
Kemudian, seiring berkembang dan bertambahnya kebutuhan masyarakat akan informasi, membuat pemerintah sadar akan tanggung jawabnya dalam memenuhi pelayanan publik. Terutama dalam mengelola informasi yang beredar di tengah masayarakat, untuk dikelola agar tidak berkembang dan menjadi informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Nah tugas kita (Diskominfo Staper) untuk mengelola itu, tujuanya agar kematangan pola pikir masyarakat kita lebih positif dan harapan kita, nantinya mereka (masyarakat) mampu menyajikan informasi yang bisa memberikan dampak yang baik bagi masyarakat,” ujarnya di hadapan Dihadapan Kepala Bidang IKP dan Kehumasan Lisa Komentin, perwakilan PT Ikon Jawa Timur serta undangan lainya.
Selain itu, Diskominfo Staper juga memiliki tugas utama untuk merangkum berbagai informasi yang tengah berkembang di tengah masyarakat. Terutama yang berkaitan dengan program pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
“Saya harap rekan-rekan di Bidang IKP dan Kehumaasan yang mengikuti training ini, bisa mengikuti dengan baik Agar informasi yang diberikan oleh narasumber bisa kita terapkan untuk untuk mendukung dalam mengelola manajemen krisis ini,” pungkasnya. (etm3/adv)