Berita  

Persoalan Sampah Belum Teratasi dengan Baik di Kutim, Agusriansyah Ridwan: TPA-nya Belum Representatif

BERITA ETAM, SANGATTA – Salah satu Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) dalam mengelola lingkungan, khususya di Kota Sangatta adalah pengelolaan sampah masih menjadi persoalan, yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Untuk mengatasi itu, berbagai program dan inovasi yang coba dilakukan oleh pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah belum membuahkan hasil yang optimal.

“Salah satunya program pembangunan yang dilakukan tidak taat ruang dan tidak fokus,” ujar Anggota DPRD Kutim Agusriansyah Ridwan.

Menurut Agusriansyah Ridwan, harusnya pemerintah daerah sudah bisa menempatkan program pengelolaan dan penangaanan sejak dini atau minimal 5 tahun sejak awal Kabupaten ini berdiri. Dirinya menilai dalam persoalan ini, dirinya menduga ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengelolaan sampah di daerah ini belum optimal.

“Karena mungkin belum ketemu polanya atau memang belum ada kesungguhan yang dilakukan oleh pemerintah dalam pengelolaan sampah ini,” ujar Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD Kutim ini.

Politisi dari PKS ini berharap, kedepan pemerintah harus memberikan perhatian lebih terhadap pengelolaan sampah yang produksinya  semakin hari semakin meningkat, yang merupakan salah satu dampak dari aktifitas masyarakat dan pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin besar di Kabupaten yang memiliki slogan Tuah Bumi Untung Banua ini. 

“Ini (sampah) memang masalah dari dulu dan harusnya ini sudah bisa diatasai sejak awal. Dan sebenarnya tidak sulit untuk mengatasi persoalan ini, dianalisis perwilayah berapa jumlah produksi sampah yang dihasilkan,” ucapnya.

Meskipun belum optimal, namun dirinya melihat, pemerintah daerah saat ini sudah mulai menunjukkan komitmenya dalam menangani persoalan sampah di Kutim. Dengan menggandeng berbagi pihak termasuk komunitas peduli lingkungan yang bersama-sama mengatsai persoalan sampah.

“Saya lihat pemerintahan saat ini sudah ada actionnya dengan adanya Bank sampah, artinya polanya sudah ada. Yang belum ada itu TPA-nya yang representatif,” pungkas Agusriansyah. (etm3/adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *