BERITA ETAM, SANGATTA – Secara perlahan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) memenuhi pelayanan kesehatan di Kabupaten yang akan berusia 25 tahun pada bulan Oktober 2024 mendatang ini.
Memang seharusnya pelayanan kesehatan secara purna menjadi salah satu kebutuhan, dasar yang wajib diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat.
Selain sebagai bentuk tanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.
“Mereka (pemerintah daerah) memang belum sempurna menyediakan itu (layanan kesehatan) namun arah untuk melengkapi itu ada,” ujar Anggota DPRD Kutim Ramadhani, kepada awak media di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Salah satu langkah nyata yang sudah dilakukan oleh pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakilnya Kasmidi Bulang menurut Ramadhani, yakni dengan menyediakan kendaraan ambulans bagi masyarakat di seluruh desa yang tersebar di 18 Kecamatan.
Pemberian kendaraan ambulan tersebut juga disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing. Mengingat masih ada beberapa wilayah yang masih sangat sulit dijangkau. Sehingga pemerintah memberikan kendaraan yang memiliki spesifikasi khusus, agar mampu menjangkau wilayah terpencil.
“Mereka sudah anggarkan sejak tahun 2023 dan dibagikan ke seluruh kecamatan yang ada,””ucap Ramadhani.
Tidak sampai disitu, menurut Anggota Komisi D Bidang Kesejateraan Rakyat DPRD Kutim, Pemerintah daerah juga memberikan perhatian kepada para tenaga kesehatan, yang menjadi garda terdepan dalam menanganai persoalan kesehatan di Kabupaten yang memiliki slogan “Tuah Bumi Untung Banua” ini. Yakni dengan memberikan fasilitas rumah dinas bagi dokter.
“Salah satu yang sedang kita di Komisi D yakni mendorong saat ini, adalah pemberian beasiswa penuh dengan sistem ikatan dinas. Karena kita masih sangat kekrungan tenaga medis, terutama dokter spesialis,” ucap Ramadhani.
Kebijakan pemberian program beasiswa, menurut Ramdahani menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah (Pemkab Kutim) untuk bisa mengatasi persoalan kurangnya tenaga kesehatan terutama dokter spesialis, untuk membantu pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kutim.
“Tidak ada salahnya kita investasi, daripada uang kita nggak terpakai malah jadi SiLPA (Sisa Lebih Anggaran),”pungkasnya. (etm3/adv)