BERITA ETAM, SANGATTA – Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Poniso Suryo Renggono mewakili Bupati Kutim mengahdiri sekaligus membuka Rapat Rencana Aksi Daerah Pengan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Senin (19/12/2022) di Ruang Tempudau, Kantor Bupati.
Asisten Pemkesra Poniso Suryo Renggono, dalam sambutan tertulis Bupati mengatakan rapat rencana aksi pembangunan daerah pangan dan gizi merupakan wujud prestasi luar biasa yang berdampak pada pembangunan bangsa. Yaitu merupakan dasar tercipatanya SDM yang unggul, cerdas dan produktif.
“Keberhasilan dan implementasi pembangunan nasional sangat bertumpuh pada bagaimana kita melakukan pelatihan atau memberikan pelatihan terkait pangan dan gizi dalam keluarga. Terutama pada anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Ketidakmampuan kita untuk memastikan kecukupan pangan dan gizi pada masyarakat akan menghambat upaya-upaya pencapaian tujuan pembangunan itu sendiri,” ucapnya.
Situasi pembanguna pangan dan gizi di Kabupaten Kutim saat ini, lanjut mantan Camat Rantau Pulung ini, masih menghadapi beberapa tantangan. Pembagunan pangan masih dihadapkan pada situasi kerawanan pangan dibeberapa wilayah di desa.
Konsumsi pangan yang belum ideal serta keterjangkauan pangan yang muncul pada sektor kesehatan secara umum antara lain, belum memadai ketersediaan tenaga medis. Untuk layanan medis yang baik sarana dan prasarana belum maksimal.
“Gizi untuk masyarakat yang belum baik serta wilayah pelayanan sangat luas secara geografis secara khusus, kondisi yang perlu mendapat perhartian khusus dalam pembangunan pangan dan gizi adalah adanya daerah rentan pangan dan stunting.
Berdasarkan analisis kerentanan pangan menggunakan peta ketahanan pangan dan kerentanan pangan wilayah Kabupaten Kutai Timur masih memiliki 44 desa yang rentan pangan atau rawan pangan,” ulas Poniso.
Sementara itu, kondisi stunting di Kutim masih diangka 27,5 persen diatas angka stunting kaltim yang berada pada angka 22,8 persen. Jika diruntut secara mendalam, penyebab munculnya adalah pangan dan gizi yang merupakan implikasi dari berbagai hal, termasuk penyediaan pangan, akses pangan, keterjangkauan pangan dan pelayanan kesehatan pola konsumsi pangan, pengatahuan pangan dan gizi serta berbagai aspek yang secara langsung dihitung berkaitan dengan kegiatan pada hari ini.
Oleh karena itu, sambung Poniso, permasalahan pangan dan gizi membutuhkan koordinasi dan kerjasama multi sektoral, diantara pemangku kepentingan, baik pemerintah dan non pemerintah. Salah satu instrumen yang dapat diajukan sebagai acuan dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tingkat daerah adalah RAD PG.
“Penyusunan RAD PG ini merupakan amanah dari UU pangan nomor 18 tahun 2012 serta Perpres nomor 83 tahun 2017 serta kebijakan strategis pangan dan gizi. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kami Pemkab Kutim menyambut baik rencana aksi daerah pangan dan gizi Kabupaten Kutim pada hari ini,” imbuhnya.
Lebih jauh ia menjelaskan, RAD PG Kabupaten Kutim disusun sebagai dokumen yang memberikan rekomendasi terhadap renacana pembangunan pangan dan gizi di Kabupaten kutim. RAD PG Kabupaten kutim diharapkan mampu memberikan penajaman terhadap program dan kegiatan yang sudah ada, agar lebih efektif dan berbasis bukti serta mengisi gap program dan kegaitan yang belum terakomodir.
“Aksi penajaman RAD PG ini dikelompokan dalam 4 tujuan strategis. Pertama, peningkatan ketersediaan pangan beragam, gizi seimbang dan aman. Kedua, peningkatan keterjangkauan penagan yang beragam, beragam, bergizi, seimbang dan aman. Tiga, peningkatan pemanfaatan pangan dan pelayanan gizi. Empat, penguatan kelembagaan tata kelola pangan dan gizi,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Poniso mengajak semua yang hadir untuk turut mnendukung dan berperan aktif dalam pelaksanaan RAD PG Kabupaten Kutim.
“Saya juga mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan kegaitan RAD PG Kabuparen Kutim untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, sehat, cerdas aktif dan produktif. Mari bersama-sama bersinergi membangun pangan dan gizi. Karena pembangunan pangan dan gizi adalah investasi masa depan kutim menuju sejahtera,” tutupnya.(etm2)