BERITA ETAM, SAMARINDA – Presiden RI Joko Widodo telah menargetkan nol persen untuk angka kemiskinan ekstrem dan stunting di seluruh kabupaten/kota se Indonesia pada akhir 2024.
Di Samarinda sendiri, hingga kini masih ada cukup banyak anak-anak yang stunting dan masyarakat dengan status miskin ekstrem.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar mengatakan memang target itu berlaku, termasuk untuk Samarinda juga.
“Memang langkah-langkah terukur dan komprehensif sudah dilakukan oleh pemerintah kota (Pemkot) dalam artian bagaimana sih menggenjot di sisa waktu yang ada,” kata Deni, Kamis (22/2/2024).
Dia juga membenarkan jika akhir tahun 2024 ini menjadi target terakhir. Terlebih diakhir masa kepemimpinan wali kota saat ini bisa dibilang penurunan cukup signifikan.
“Tadinya kita diatas 25 persen, sekarang turun dan ditargetkan dibawah 13 persen pada akhir tahun. Kemiskinan ekstrem yang tadinya 9.000 lebih, saat ini hanya tersisa 4.000an. Semua poin pentingnya adalah data,” urainya.
Jadi, menurut dia data adalah acuan pertama untuk mengukur keduanya, baik itu stunting maupun masyarakat dengan miskin ekstrem.
“Data yang memperlihatkan bahwa di aini betul-betul masuk. Kemarin kan sama kasusnya stunting, ketika di keluarahan dicek, stunting in ikan ada klasifikasinya,” terangnya.
Deni mengungkap ternyata yang dianggap tidak masuk kategori stunting, namun datanya terdaftar dia stunting. Artinya hal inilah yang membuat angka ini tinggi.
“Makanya dilakukan kembali pengecekkan ulang kategori mana saja yang betul-betul masuk stunting. Itu yang baru dikelompokkan yang benar stunting,” tegasnya.
Sama halnya dengan data kemiskinan ekstrem ini, dia harap lebih diperhatikan lagi. Karena dari data yang 9.000 itu dibuka, namun ketika diteliti dan ditelaah lagi ternyata orang yang sebetulnya tidak memnuhi kriteria, tetapi bisa terdaftar sebagai warga miskin ekstrem. (ADV/BE-S)
Foto : Ist